Obat Antibiotik - Terapi antibiotik
Terapi Antibiotik
Apa itu Antibiotik?
Antibiotik, yang pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1928, merupakan jenis obat yang spesifik digunakan untuk mengatasi infeksi akibat bakteri pada manusia dan hewan. Kemunculannya telah mengakibatkan perubahan signifikan dalam bidang kesehatan. Kata "antibiotik" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu "anti" (berarti melawan) dan "bios" (berarti kehidupan), menggambarkan kemampuannya melawan bakteri yang hidup. Selain itu, antibiotik juga digunakan sebagai obat pencegahan infeksi bakteri atau profilaksis. Pemberian antibiotik umumnya ditujukan kepada pasien yang berisiko tinggi atau sedang mengalami infeksi.
Aturan Penggunaan Antibiotik
Sebelum mengeluarkan resep antibiotik, ada beberapa peringatan atau kondisi yang penting untuk diketahui baik oleh pasien maupun dokter, termasuk:
- Dokter perlu mengetahui riwayat alergi pasien, beberapa jenis antibiotik tidak akan diberikan bila pasien memiliki riwayat alergi tertentu
- Selain riwayat alergi, pasien juga perlu memberitahu riwayat kesehatan yang dimiliki.
- Terutama bagi pasien yang menderita penyakit ginjal, lupus, atau liver Pasien perlu memberitahu apabila sedang mengonsumsi suplemen, obat-obatan, atau produk herbal
- Beberapa jenis antibiotik berisiko menurunkan efektivitas vaksin. Karena itu, pasien perlu memberitahukan kepada dokter apabila ada rencana vaksinasi dalam waktu dekat
- Dokter perlu tahu apabila pasien sedang hamil, menyusui, atau berencana untuk hamil
- Pasien diharapkan segera menemui dokter apabila merasakan gejala yang tidak normal setelah mengonsumsi antibiotik
- Antibiotik empiris
- Penggunaan antibiotik pada kasus empiris yang belum diketahui jenis bakteri penyebabnya.
- Tujuan pemberian : eradikasi atau penghambatan pertumbuhan bakteri yang diduga menjadi penyebab infeksi yang terjadi, sebelum hasil pemerikaaan test mikrobiologi didapatkan.
- Indikasi : ditemukan sidrom klinis yang mengarah pada keterlibatan bakteri tertentu yang paling sering menjadi penyebab infeksi.
- Rute pemberian : antibiotik oral seharunya menjadi lini pertama yang dapat dipilih untuk terapi antibiotik, Pada infeksi yang sedang hingga berat dapat dipertimbangkan terapi antibiotik menggunakan sediaan parenteral.
- Lama pemberian : antibiotik empiris diberikan kepada pasien dalam jangka waktu penggunaan 48-72 jam. Selanjutnya dilakukan evaluasi berdasarkan kondisi dan hasil pemerikasaan test mikrobiologi yang telah didapatkan dan data-data penunjang yang telah dikumpulkan untuk mengambil tindakan terapi selanjutnya.
- Antibitok Definitif
- Penggunaan antibiotik pada kasus yang sudah diketahui bakteri penyebabnya ddan pola resistensinya.
- Tujuan pemberian : eradikasi atau penghambatan pertumbuhan bakteri yang menjadi penyebab infeksi, berdasarkan hasil pemerikaaan test mikrobiologi.
- Indikasi : Sesuai dengan hasil test mikrobiologi yang didapatkan.
- Diutaman menggunakan antibiotik lini peratma/sepektrum sempit.
- Antibiotik yang paling kecil memunculkan resiko resistensi terhadap infeksi bakteri
- Rute pemberian : antibiotik oral seharunya menjadi lini pertama yang dapat dipilih untuk terapi antibiotik, Pada infeksi yang sedang hingga berat dapat dipertimbangkan terapi antibiotik menggunakan sediaan parenteral.
- Lama pemberian :
- Antibiotik Profilaksis
- Penurunan dan pencegahan kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO)
- Penurunan morbiditas dan mortalitas pasca operasi.
- Penghambatan munculnya flora normal resisten.
- Meminimalkan biaya pelayanan kesehatan.
- Sesuai dengan sensitivitas dan pola bakteri patogen terbanyak pada kasus bersangkutan
- Spektrum sempit untuk mengurangi risiko resistensi bakteri
- Bersifat bakterisidal.
- Rute pemberian :
- antibiotik profilaksis diberikan secara intravena
- Untuk menghindari risiko yang tidak diharapkan dianjurkan pemberian antibiotik intravena drip.
- Waktu pemberian : profilaksis diberikan ≤ 30 menit sebelum insisi kulit. Idealnya diberikan pada saat induksi anestesi
- Dosis pemberian : Untuk menjamin kadar puncak yang tinggi serta dapat berdifusi dalam jaringan dengan baik, maka diperlukan antibiotik dengan dosis yang cukup tinggi. Pada jaringan target operasi kadar antibiotik harus mencapai kadar hambat minimal hingga 2 kali kadar terapi.
- Tujuan pemberian antibiotik kombinasi adalah :
- Meningkatkan aktivitas antibiotik pada infeksi spesifik (efek sinergis)
- Memperlambat dan mengurangi risiko timbulnya bakteri resistensi.
- Kombinasi antibtoik yang bekerja pada target yang berbeda dapat meningkatkan atau mengganggu keseluruhan aktivitas antibiotik
- Contoh : Vankomisin secara tunggal memiliki efek nefrotoksik minimal, tetapi pemberian bersama aminoglikosida dapat meningkatkan toksisitasnya.
- Diperlukan pengetahuan jenis infeksi , data mikrobioli dan antibiotik untuk mendapatakan kombinasi rasional dengan hasil efektif
- Hindari pengunggunaan kombinasi antibiotik untuk terapi empiris jangka lama.
Comments
Post a Comment