RESUME ARTIKEL HEALTH TECHNOLOGY ASSESSMENT
By : Gimanda Nahidah Diana, S.ST
JUDUL ARTIKEL : Economic
evaluation of cervical cancer screening strategies in urban China
Li Ma1*, Yuying Wang1*,
Xiaohong Gao1, Yi Dai2, Yu
Zhang1, Zhaojing Wang1, Xiaoxia Wang3, Limin
Wang3, Jing Jiang3, Xinhua
Jing3, Chunxia Yang4,
Fanghui Zhao5, Jinghe Lang2, Youlin
Qiao1,5
1Department of Epidemiology, School of Public
Health, Dalian Medical University, Dalian 116044, China; 2Department of Obstetrics and Gynecology, Peking
Union Medical College Hospital, Chinese Academy of Medical Sciences/Peking
Union Medical College, Beijing 100730, China; 3Department of Obstetrics and Gynecology, Wafangdian Maternal and Child
Health Care Hospital, Dalian 116300, China; 4Department of Epidemiology and Biostatistics, West China School of
Public Health, Sichuan University, Chengdu 610041, China; 5Department of Epidemiology, National Cancer
Center/National Clinical Research Center for Cancer/Cancer Hospital, Chinese
Academy of Medical Sciences and Peking Union Medical College, Beijing 100021,
China
*These authors contributed equally to this work.
Correspondence
to: Prof. Youlin Qiao. Department of Epidemiology,
School of Public Health, Dalian Medical University, Dalian 116044, China.
Email: qiaoy@cicams.ac.cn; Prof. Jinghe Lang. Department of Obstetrics and
Gynecology, Peking Union Medical College Hospital, Chinese Academy of Medical
Sciences, Beijing 100730, China. Email: langjh@hotmail.com
Abstract
Objective: This study evaluated the feasibility of different cervical cancer
screening strategies in urban China.
Methods: A Markov model was constructed to simulate a hypothetical cohort of
100,000 females aged 30-59 years
in a 20-year period. Screening strategies included liquid-based cytology (LBC)
every three years, human papillomavirus (HPV) DNA testing every three and five
years, respectively, and a combination of HPV DNA testing and LBC (HPV+LBC)
every three and five years, respectively. Model outcomes included cumulative
incidence over 20 years, cumulative risk of cervical cancer, costs, life year
saved (LYS), quality-adjusted life years (QALYs) and benefits. The
cost-effectiveness ratios (CERs), incremental cost-effectiveness ratios
(ICERs), costutility ratios (CURs), and benefit-cost ratios (BCRs) were used as
outcomes in the health economic evaluation analysis. Univariate sensitivity
analyses were performed to examine the stability of the results.
Results: The cumulative incidence of the five screening strategies ranged from
833.02 to 1,158.07 cases per 100,000 females. HPV DNA testing was most
effective in reducing the cumulative risk of cervical cancer, saving life years
and QALYs and gaining benefits. The CERs of HPV DNA testing every three and
five years, and LBC every three years were considered to be very cost-effective
if they were below China’s GDP per capita. The CERs of HPV+LBC were considered
to be cost-effective if they were below three times GDP per capita. The
incremental cost-effectiveness analysis showed that HPV DNA testing every three
and five years, LBC every three years and HPV+LBC every five years were
dominant strategies.
Conclusions: The
findings of this study indicated that HPV DNA testing every five years or LBC
every three years should be recommended in urban China.
A. SAFETY
Tes DNA
HPV memiliki keunggulan signifikan dibandingkan dengan metode Pemeriksaan
Cairan Serviks (LBC). Beberapa keunggulan utama tes DNA HPV termasuk hasil yang
objektif dan cepat, kemudahan dalam pengulangan, serta kemampuan untuk
diimplementasikan dengan mudah di berbagai setting medis dan kesehatan
masyarakat. Selain itu, metode ini dianggap lebih efisien karena mengurangi
kompleksitas proses pemeriksaan yang biasanya terkait dengan LBC, seperti
pelatihan teknisi dan biaya yang tinggi. Dengan demikian, dari segi
praktisitas, efisiensi, dan efektivitas, tes DNA HPV secara keseluruhan
dianggap lebih menguntungkan dan dapat memberikan kontribusi positif dalam
upaya skrining kanker serviks.
B. EFFICACY
Tes DNA HPV memiliki keunggulan yang signifikan dalam mengurangi
risiko terjadinya kanker serviks secara keseluruhan. Penggunaan tes DNA HPV
saja telah terbukti lebih efektif dalam menyelamatkan tahun-tahun hidup,
meningkatkan kualitas adjusted life years (QALY), dan memberikan manfaat yang
lebih besar jika dibandingkan dengan penggunaan tes Pemeriksaan Cairan Serviks
(LBC) saja. Hal ini menegaskan bahwa tes DNA HPV memiliki potensi untuk menjadi
pilihan utama dalam skrining kanker serviks, karena dapat memberikan dampak
yang lebih positif dalam upaya pencegahan, deteksi dini, dan pengelolaan
penyakit ini. Kesimpulannya, penggunaan tes DNA HPV dapat menjadi langkah yang
signifikan dalam meningkatkan efektivitas program skrining kanker serviks
secara keseluruhan..
C. Cost-Effectiveness
Pernyataan tersebut menyajikan perbandingan antara pemeriksaan
Pemeriksaan Cairan Serviks (LBC) dan tes DNA HPV dalam konteks skrining kanker
serviks. Pemeriksaan LBC diidentifikasi sebagai proses yang rumit, membutuhkan
produksi profesional, pelatihan teknisi yang panjang, dan biaya yang
signifikan. Di sisi lain, tes DNA HPV dianggap memiliki keunggulan berupa hasil
yang objektif, cepat, dan mudah diulang, serta lebih mudah diterapkan dalam
program skrining kanker serviks di institusi medis dan kesehatan masyarakat.
Lebih lanjut, studi ini juga melibatkan analisis ekonomi kesehatan
komprehensif dari lima strategi skrining kanker serviks di perkotaan Tiongkok.
Hasilnya menunjukkan bahwa skrining dengan tes DNA HPV setiap tiga tahun, tes
DNA HPV setiap lima tahun, LBC setiap tiga tahun, dan kombinasi HPV+LBC setiap
lima tahun merupakan strategi yang dominan dari segi efektivitas dan efisiensi.
Tes DNA HPV setiap tiga tahun diidentifikasi sebagai strategi paling efektif,
diikuti oleh tes DNA HPV setiap lima tahun dan LBC setiap tiga tahun. Sementara
itu, kombinasi HPV+LBC setiap lima tahun dianggap sebagai strategi yang kurang
efektif.
Analisis sensitivitas univariat menunjukkan bahwa tingkat
diskonto, biaya skrining dan pengobatan, sensitivitas tes skrining, dan cakupan
skrining memiliki dampak signifikan pada hasil analisis ekonomi. Menurut temuan
tersebut, semakin rendah tingkat diskonto, semakin rendah biaya per tahun hidup
yang diselamatkan (LYS).
Kesimpulannya, tes DNA HPV menawarkan keunggulan dalam hal
efektivitas dan efisiensi dalam skrining kanker serviks dibandingkan dengan
metode LBC. Strategi skrining dengan tes DNA HPV setiap tiga tahun
diidentifikasi sebagai yang paling optimal, dengan implikasi ekonomi yang
positif dalam jangka panjang.
D. Kerangka
Kebijakan
Kerangka kebijakan yang dapat disusun berdasarkan hasil penelitian
di atas adalah sebagai berikut:
1.
Rekomendasi
Strategi Skrining: Berdasarkan
hasil penelitian, tes DNA HPV setiap lima tahun atau Pemeriksaan Cairan Serviks
(LBC) setiap tiga tahun direkomendasikan untuk wilayah perkotaan Tiongkok.
Namun, untuk negara maju, tes DNA HPV setiap tiga tahun dapat menjadi pilihan
yang lebih efektif. Oleh karena itu, pemerintah perlu merumuskan kebijakan
skrining kanker serviks yang sesuai dengan kondisi epidemiologi dan sumber daya
kesehatan masyarakat setempat.
2.
Akses dan
Implementasi Skrining: Penting
untuk memastikan akses yang mudah dan merata terhadap tes skrining kanker
serviks, terutama di wilayah perkotaan Tiongkok. Ini dapat mencakup pembangunan
fasilitas kesehatan yang memadai, pelatihan tenaga kesehatan, dan penyediaan
dana untuk skrining secara berkala. Di negara maju, upaya implementasi tes DNA
HPV setiap tiga tahun juga harus diperkuat, termasuk edukasi masyarakat dan
promosi skrining secara teratur.
3.
Pengelolaan
Sumber Daya: Kebijakan skrining
harus mempertimbangkan manajemen sumber daya yang efisien dan berkelanjutan.
Ini termasuk alokasi anggaran yang memadai untuk skrining, pembelian peralatan
tes DNA HPV, dan pemeliharaan infrastruktur yang diperlukan. Pengelolaan yang
baik akan memastikan bahwa skrining kanker serviks dapat dijalankan secara
efektif dan berkelanjutan.
4. Monitoring dan Evaluasi: Pemerintah perlu melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap program skrining kanker serviks yang diimplementasikan. Ini termasuk pengumpulan data epidemiologi, evaluasi hasil skrining, dan pemantauan dampak program terhadap angka kejadian kanker serviks dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Evaluasi yang baik akan membantu dalam mengidentifikasi keberhasilan program serta area yang perlu perbaika
Comments
Post a Comment